Thursday, 1 September 2011

Tuk tempat menggigil diluar sana



Kesedihan adalah kumpulan layang-layang hitam
yang membayangi dan terus mengikuti
hinggap pada kata-kata yang tak pernah sanggup kususun
juga untukmu, SI DEDEK
Belum lama kudengar berita pilu yang membuat tangis
seakan tak bererti
saat para bayi yang tinggal belulang mati dikerumuni
lalat kerana busung lapar
aku bertanya pada diri sendiri benarkah ini
terjadi di negeri kami?
Lalu kulihat di television ada anak-anak kecil memilih
bunuh diri
hanya kerana tak bisa bayar wang sekolah
kerana tak mampu membeli mee segera
juga tak ada bayar rekreasi

Beliung pun menyerbu dari berbagai penjuru
menancapi hati mengiris sendi-sendi diri
sampai aku hampir tak sanggup berdiri

sekali lagi aku bertanya pada diri sendiri
benarkah ini terjadi di negeri kami?

Lalu kudengar episodmu adik kecil
Pada suatu hari yang terik
nadimu semakin lemah
tapi tak ada ruang untuk ke doktor
atau membeli ubat
sebab ayahmu hanya pemulung
kaupun tak tertolong

Ayah dan abangmu berjalan berkilo-kilo
tak makan, tak minum
sebab wuang tinggal enam ribu saja
mereka tuju stasiun
sambil mendorong gerobak kumuh
kau tergolek di dalamnya
berselimut sarung rombengan pias terpejam kaku

Airmata bercucuran peluh terus bersimbahan
Ayah dan abangmu akan mencari kuburan
tapi tak akan ada kafan untukmu tak akan ada
kendaraan pengangkut jenazah
hanya matahari mengikuti memanggang luka yang
semakin perih
tanpa seorang pun peduli

aku pun bertanya sambil berteriak pada diri
benarkah ini terjadi di negeri kami?

Tolong bangunkan aku, DEDEK
biar kulihat senyummu
katakan ini hanya mimpi buruk
ini tak pernah terjadi di sini
sebab ini negeri kaya, negeri karya.
Ini negeri melimpah, gemerlap.
Ini negeri cinta

Ah, tapi seperti duka
aku pun sedang terjaga
sambil menyesali
mengapa kita tak berjumpa, DEDEK
dan kau taruh sakit dan dukamu
pada pundak ini

Di angkasa layang-layang hitam
semakin membayangi
kulihat para koruptor menarik ulur benangnya
sambil bercerita tentang rencana naik haji mereka
untuk ketujuh kalinya

Aku putuskan untuk tak lagi bertanya
pada diri, pada ayah bunda, atau siapa pun
sementara airmata menggenangi hati dan mimpi.

aku memang sedang berada di negeriku
yang semakin pucat dan menggigil

Sumber : fb shbt



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Design by !Aini Zakaria |All right reserved for Village Gurl ©